Muslim di Italia, Ketika Garasi Dan Tempat Parkir Berubah Fungsi Jadi Masjid

Apa kabar Sahabat Baca dan Sebarkan ? Kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk Anda baca dan ambil informasi didalamnya. Mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Serba Serbi, yang kami tulis ini dapat Anda pahami. Baiklah, selamat membaca.

Judul : Muslim di Italia, Ketika Garasi Dan Tempat Parkir Berubah Fungsi Jadi Masjid
Link : Muslim di Italia, Ketika Garasi Dan Tempat Parkir Berubah Fungsi Jadi Masjid

Baca juga



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLYACRO6L9Goi7tyLZHQWTZVelzpUrAxTTQfUgSZKQjocltW7OOYpUWkHImnG5rgCNIpgieH218Z6xDWOO_-vkCgyQKR_yqc6Yd_xUHQiwX-sMPavKkUeUNZul8bKzqRHtFk4Zq17de1zI/s640/muslim-italia.jpg

ITALIA—Liguria, sebuah wilayah di utara Italia, pada September lalu menetapkan regulasi yang membatasi pembangunan bangunan keagamaan di wilayahnya—terutama masjid.

Regulasi kontroversial itu memang secara spesifik tidak membatasi pembangunan masjid, namun beberapa pihak di parlemen menyatakan bahwa undang-undang itu menargetkan Muslim yang tinggal di semenanjung Italia.

Kritikus menyebut undang-undang itu sebagai hukum “anti-masjid”, mereka berpendapat peraturan itu menjadi pukulan telak bagi penganut Islam di Italia yang berjumlah 1,6 juta jiwa.

Meskipun Islam adalah agama terbesar kedua di Italia, namun ia tak memiliki status resmi di negara dan hanya ada empat masjid resmi di seantero negeri.

Selama bertahun-tahun, hal itu telah mendorong umat Islam untuk menciptakan apa yang kemudian disebut sebagai “pusat-pusat Islam independen”. Biasanya terletak di dalam rumah pribadi atau bangunan yang disewa dari pemerintah setempat, di mana mereka bertemu untuk berdoa.

Dalam beberapa kasus, rumah-rumah dan garasi telah menjadi tempat resmi untuk beribadah di mana ratusan Muslim berkumpul setiap minggunya. Fenomena ini semakin umum di semenanjung Italia, dan kemudian dijuluki “garasi Islam”.

Di lain pihak, pemerintah bermaksud menutup “masjid klandestin”, sebagai bagian dari upaya negara melawan terorisme. Bahkan, Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano mengatakan pada November tahun lalu, bahwa pemerintah telah mengidentifikasi lebih dari 800 tempat di mana umat Islam berkumpul untuk beribadah.

“Kami akan menutup klandestin dan tempat ibadah yang tak teratur, ini bukan untuk menghambat agama, tapi agar mereka melakukan ibadah di tempat-tempat yang telah jelas peruntukannya,” katanya.

Namun, anggota komunitas Islam telah menunjukkan fenomena “garasi Islam” ini adalah hasil dari minimnya dialog dengan pemerintah dan kurangnya masjid resmi di mana umat Islam dapat beribadah.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijdcp7FzIRzRXZxAH-esuCsbEn1EwqTklD8mpQpE1zuMJve9_ra_eHu4AcZh4kcfnNmRQSWQ3lrsqeiuukgHTtOVFArbUC5UToiK1cpB5i8JvlSXtjWpxjIjfF3L8vaZ2EekCOGIjACdU/s1600/muslim-italia.jpg

Propaganda politik

Imam dari Florence Izzeddin Elzir, salah satu pemimpin agama yang paling menonjol di antara komunitas Islam di Italia, meyakini bahwa regulasi yang diterapkan di Liguria lanjut akan mendorong umat Islam bergerak melalui jalur bawah tanah.

“Konstitusi kita menjamin kebebasan beragama, dan untuk kesekian kalinya politisi mencoba untuk menipu warga kami,” kata Elzir, presiden Uni Organisasi dan Komunitas Islam, lansir IBTimes UK.

“Orang-orang harus tahu, ini adalah propaganda politik dari beberapa politisi yang ingin menunjukkan bahwa mereka mampu melindungi identitas Italia. Tapi regulasi tersebut menargetkan Islam dan melahirkan perpecahan, bukan integrasi dan kohesi sosial.”

“Namun, umat Islam terus beribadah terlepas dari hukum-hukum ini. Mereka melakukannya di jalan-jalan, di pusat kota, di balai kota,” lanjutnya.

“Masjid garasi—garasi Islam, inilah realitas umat Islam di Italia. Tempat ibadah untuk warga terpinggirkan.”

“Di Italia, kami memiliki konstitusi yang indah dan setiap warga negara memiliki hak untuk beribadah. Tetapi jika hak asasi manusia tidak dihormati, masalah ini akan menjadi masalah sosial, masalah ketertiban umum. ”

Islam bukan agama resmi di Italia

Islam tidak memiliki status resmi di Italia, di mana beberapa Imam dan perwakilan lain dari komunitas Islam telah menyerukan untuk melakukan “Intesa” atau perjanjian dengan pemerintah.

Agama-agama lain, termasuk Yahudi, Buddha dan Seventh-Day Adventists, secara resmi diakui oleh pemerintah.

Pada tahun 2005, Kementerian Dalam Negeri mendirikan Dewan Islam Italia. Namun, perbedaan pendapat dalam dewan telah memperlambat kemajuannya.

Agostino Cilardo, ahli hukum Islam di Naples University, berpendapat masalah utama adalah pemerintah tidak dapat mengidentifikasi orang-orang yang dapat mewakili komunitas Islam di Italia secara keseluruhan.

“Ketika Anda membuat kesepakatan dengan pemerintah, bagian lain dari organisasi kemudian bersatu. Tapi siapa yang bisa berbicara untuk Muslim di Italia? Sampai kita menemukan jawaban, tidak mungkin ada kesepakatan,” kata Cilardo, lansir Ansa.

Sementara itu pihak Kementerian Dalam Negeri tidak menanggapi pernyataan tersebut.

“Muslim di Italia membutuhkan pengakuan secara hukum,” kata Elzir menjelaskan.

“Mereka yang berkuasa harus bertanggung jawab, dan mengakui realitas Islam di Italia. Hukum seperti di Liguria, membuat isolasi, pencabutan hak dan kedekatan. Kita perlu undang-undang yang memungkinkan kita untuk bebas mengadopsi prinsip-prinsip yang diabadikan dalam konstitusi,” pungkasnya. 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Demikianlah Artikel Muslim di Italia, Ketika Garasi Dan Tempat Parkir Berubah Fungsi Jadi Masjid

Mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel dengan alamat link https://bacasebar.blogspot.com/2016/10/muslim-di-italia-ketika-garasi-dan.html

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

0 Response to "Muslim di Italia, Ketika Garasi Dan Tempat Parkir Berubah Fungsi Jadi Masjid"

Post a Comment