Sama-sama Berasal dari Belitung, Gubernur ini Bangga Sejajarkan Dirinya dengan Tokoh PKI
Apa kabar Sahabat Baca dan Sebarkan ? Kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk Anda baca dan ambil informasi didalamnya. Mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat Anda pahami. Baiklah, selamat membaca.
Judul : Sama-sama Berasal dari Belitung, Gubernur ini Bangga Sejajarkan Dirinya dengan Tokoh PKI
Link : Sama-sama Berasal dari Belitung, Gubernur ini Bangga Sejajarkan Dirinya dengan Tokoh PKI
Halal bihalal keluarga Belitung di Jakarta, kemarin, mempertemukan dua politisi top yang kerap berseteru, Ahok dan Yusril Ihza Mahendra. Tapi, kali ini keduanya tidak memperlihatkan sedang ngotot-ngototan, malah sebaliknya, mesra. Ahok mengaku bangga jadi orang Belitung. Tempat kelahirannya itu menciptakan orang terkenal. Termasuk tokoh kontroversial, Dipa Nusantara (DN) Aidit. Wah, Ahok sejajarkan dirinya dengan Aidit.
"Dulu kalau ketemu pejabat, 'dulu ada tuh namanya DN Aidit'. Walaupun nggak bagus tapi kan top juga, satu Indonesia dibuat pening kepala," ujar Ahok saat memberikan sambutan di acara itu.
Siapa Aidit yang dimaksud Ahok?
Aidit adalah putra Belitung yang sukses membangun Partai Komunis Indonesia (PKI) di medio 1950-1965. Partai bergambar Palu Arit ini memperoleh 16 persen suara di Pemilu 1955. Namun, setelah peristiwa G/30/S, Aidit diburu. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) ini dianggap bertanggung jawab atas tewasnya enam Jenderal Angkatan Darat. Aidit ditangkap dan dihukum mati, sementara PKI ditetapkan rezim Orde Baru menjadi partai terlarang.
Di tengah kontroversi itu, Ahok, yang sama-sama berasal dari Belitung, seperti Aidit, mengaku bangga menjadi putra Pulau Belitung. Menurutnya, daerah kelahirannya itu menciptakan banyak orang berpengaruh di masanya.
Untuk masa lampau, Gubernur DKI Jakarta itu mencontohkan Aidit sang putra Belitung. Kemudian, putra Belitung yang kini top berkancah di dunia politik Tanah Air adalah dirinya dan pengacara Yusril Ihza Mahendra. "Pening juga orang dibuat, karena dia suka berdebat. Memang kita (Belitung) ini, banyak orang hebat," kata Ahok.
Putra Belitung terakhir yang menurutnya berpengaruh dan membuat banyak orang menjadi pening adalah dirinya sendiri. Ahok mengklaim telah membuat warga, pejabat hingga pihak lainnya pusing terhadap berbagai sikap serta kebijakan yang diputuskan. "Sekarang DKI pening gara-gara Ahok, semua keliyengan. Jadi, kami (warga Belitung) memang jago buat orang pening, betul nggak?" kata Ahok yang disambut sorak sorai tamu undangan.
Selepas memberikan sambutan dengan mengungkit Aidit sebagai putra Belitung, Ahok yang hendak pulang bertemu dengan Yusril, calon rivalnya menuju Pilkada Jakarta 2017. Keduanya terlihat mesra. Tidak nampak ada perserteruan seperti perang komentar keduanya di media. Hubungan keduanya sempat memanas ketika Ahok berambisi melakukan penertiban dan Yusril tampil membela korban penggusuran.
Yusril pun mengatakan hubungan personal dengan Ahok tetap hangat, sekalipun dalam politik keduanya saling berhadapan. "Bahwa ada perbedaan politik itu biasa saja tidak mengurangi kehangatan hubungan pribadi. Jadi politik boleh beda, silaturahim jalan terus," ujar Yusril, kemarin.
Tak ada perbincangan khusus di antara keduanya. Mereka saling minta maaf karena tak bisa bertemu lama-lama. Ahok, usai memberikan sambutan harus bergegas karena ada acara di tempat lain, dan Yusril minta maaf hadir terlambat. "Maaf Bang, aku ada acara (pernikahan) pegawai nih. Aku nunggu Abang tadi he-he-he," bisik Ahok kepada Yusril.
Pertemuan keduanya berlangsung cair. Bahkan, Yusril sempat menyerahkan ponsel kepada asistennya untuk mengabadikan peristiwa langka pertemuannya itu. Keduanya berfoto dan terlihat akrab. "Kebalik tuh kameranya," celetuk Ahok.
Kejadian ini menarik perhatian warga Belitung yang menghadiri halal bihalal. "Wah ini peristiwa bersejarah, langka ini," kata salah seorang warga. Seusai berfoto bersama, Ahok berpamitan kepada Yusril. "Aku balik dulu, Bang," kata Ahok menyalami Yusril. Kemudian, ajudan Ahok kembali mengawal dan mengarahkan bosnya keluar ruangan. Sedangkan Yusril masuk ke dalam ruang pertemuan. "Nggak ada apa-apa, cuma biasa saja yang pertama beliau katakan 'saya minta maaf pulang lebih dulu', terus saya bilang saya juga minta maaf datang terlambat," imbuh Yusril.
Baru saja terlihat akrab, Yusril kembali melontarkan perbedaan pendapatnya terhadap Ahok. Yusril menyinggung soal gaya bahasa Ahok yang sempat dikritiknya. Dia sekadar bermaksud meluruskan bahwa warga Belitung sebenarnya memiliki tutur bahasa yang santun.
"Kalau kemarin saya juga ada sedikit koreksi mengenai bahasa ya tadi saya berikan sambutan saya ulangi lagi bahwa Belitung gunakan Melayu Riau dan bahasanya halus, jadi jangan katakan orang belitung selalu gunakan kata kasar, kata kotor," ungkap Yusril.
Terpisah, pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyarankan Ahok memperbaiki bahasa politiknya yang blak-blakan. Takutnya, ada salah persepsi. Sikap blak-blakan Ahok kali ini adalah menyebut nama Aidit dalam halal bihalal warga Belitung. Sekalipun benar Aidit putra Belitung, bisa jadi muncul pendapat kalau Ahok sejajarkan dirinya dengan Ketua PKI itu.
"Pak Ahok perlu belajar komunikasi politik. Dia memang biasa mengucapkan yang dianggapnya apa adanya, tapi kan publik bisa berpendapat lain," ujar Emrus kepada Rakyat Merdeka. (rmol)
Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !
Anda sekarang membaca artikel dengan alamat link https://bacasebar.blogspot.com/2016/10/sama-sama-berasal-dari-belitung.html
Judul : Sama-sama Berasal dari Belitung, Gubernur ini Bangga Sejajarkan Dirinya dengan Tokoh PKI
Link : Sama-sama Berasal dari Belitung, Gubernur ini Bangga Sejajarkan Dirinya dengan Tokoh PKI
Aidit (kiri), Ahok (kanan) |
"Dulu kalau ketemu pejabat, 'dulu ada tuh namanya DN Aidit'. Walaupun nggak bagus tapi kan top juga, satu Indonesia dibuat pening kepala," ujar Ahok saat memberikan sambutan di acara itu.
Siapa Aidit yang dimaksud Ahok?
Aidit adalah putra Belitung yang sukses membangun Partai Komunis Indonesia (PKI) di medio 1950-1965. Partai bergambar Palu Arit ini memperoleh 16 persen suara di Pemilu 1955. Namun, setelah peristiwa G/30/S, Aidit diburu. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) ini dianggap bertanggung jawab atas tewasnya enam Jenderal Angkatan Darat. Aidit ditangkap dan dihukum mati, sementara PKI ditetapkan rezim Orde Baru menjadi partai terlarang.
Di tengah kontroversi itu, Ahok, yang sama-sama berasal dari Belitung, seperti Aidit, mengaku bangga menjadi putra Pulau Belitung. Menurutnya, daerah kelahirannya itu menciptakan banyak orang berpengaruh di masanya.
Untuk masa lampau, Gubernur DKI Jakarta itu mencontohkan Aidit sang putra Belitung. Kemudian, putra Belitung yang kini top berkancah di dunia politik Tanah Air adalah dirinya dan pengacara Yusril Ihza Mahendra. "Pening juga orang dibuat, karena dia suka berdebat. Memang kita (Belitung) ini, banyak orang hebat," kata Ahok.
Putra Belitung terakhir yang menurutnya berpengaruh dan membuat banyak orang menjadi pening adalah dirinya sendiri. Ahok mengklaim telah membuat warga, pejabat hingga pihak lainnya pusing terhadap berbagai sikap serta kebijakan yang diputuskan. "Sekarang DKI pening gara-gara Ahok, semua keliyengan. Jadi, kami (warga Belitung) memang jago buat orang pening, betul nggak?" kata Ahok yang disambut sorak sorai tamu undangan.
Selepas memberikan sambutan dengan mengungkit Aidit sebagai putra Belitung, Ahok yang hendak pulang bertemu dengan Yusril, calon rivalnya menuju Pilkada Jakarta 2017. Keduanya terlihat mesra. Tidak nampak ada perserteruan seperti perang komentar keduanya di media. Hubungan keduanya sempat memanas ketika Ahok berambisi melakukan penertiban dan Yusril tampil membela korban penggusuran.
Yusril pun mengatakan hubungan personal dengan Ahok tetap hangat, sekalipun dalam politik keduanya saling berhadapan. "Bahwa ada perbedaan politik itu biasa saja tidak mengurangi kehangatan hubungan pribadi. Jadi politik boleh beda, silaturahim jalan terus," ujar Yusril, kemarin.
Tak ada perbincangan khusus di antara keduanya. Mereka saling minta maaf karena tak bisa bertemu lama-lama. Ahok, usai memberikan sambutan harus bergegas karena ada acara di tempat lain, dan Yusril minta maaf hadir terlambat. "Maaf Bang, aku ada acara (pernikahan) pegawai nih. Aku nunggu Abang tadi he-he-he," bisik Ahok kepada Yusril.
Pertemuan keduanya berlangsung cair. Bahkan, Yusril sempat menyerahkan ponsel kepada asistennya untuk mengabadikan peristiwa langka pertemuannya itu. Keduanya berfoto dan terlihat akrab. "Kebalik tuh kameranya," celetuk Ahok.
Kejadian ini menarik perhatian warga Belitung yang menghadiri halal bihalal. "Wah ini peristiwa bersejarah, langka ini," kata salah seorang warga. Seusai berfoto bersama, Ahok berpamitan kepada Yusril. "Aku balik dulu, Bang," kata Ahok menyalami Yusril. Kemudian, ajudan Ahok kembali mengawal dan mengarahkan bosnya keluar ruangan. Sedangkan Yusril masuk ke dalam ruang pertemuan. "Nggak ada apa-apa, cuma biasa saja yang pertama beliau katakan 'saya minta maaf pulang lebih dulu', terus saya bilang saya juga minta maaf datang terlambat," imbuh Yusril.
Baru saja terlihat akrab, Yusril kembali melontarkan perbedaan pendapatnya terhadap Ahok. Yusril menyinggung soal gaya bahasa Ahok yang sempat dikritiknya. Dia sekadar bermaksud meluruskan bahwa warga Belitung sebenarnya memiliki tutur bahasa yang santun.
"Kalau kemarin saya juga ada sedikit koreksi mengenai bahasa ya tadi saya berikan sambutan saya ulangi lagi bahwa Belitung gunakan Melayu Riau dan bahasanya halus, jadi jangan katakan orang belitung selalu gunakan kata kasar, kata kotor," ungkap Yusril.
Terpisah, pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyarankan Ahok memperbaiki bahasa politiknya yang blak-blakan. Takutnya, ada salah persepsi. Sikap blak-blakan Ahok kali ini adalah menyebut nama Aidit dalam halal bihalal warga Belitung. Sekalipun benar Aidit putra Belitung, bisa jadi muncul pendapat kalau Ahok sejajarkan dirinya dengan Ketua PKI itu.
"Pak Ahok perlu belajar komunikasi politik. Dia memang biasa mengucapkan yang dianggapnya apa adanya, tapi kan publik bisa berpendapat lain," ujar Emrus kepada Rakyat Merdeka. (rmol)
Demikianlah Artikel Sama-sama Berasal dari Belitung, Gubernur ini Bangga Sejajarkan Dirinya dengan Tokoh PKI
Mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel dengan alamat link https://bacasebar.blogspot.com/2016/10/sama-sama-berasal-dari-belitung.html
0 Response to "Sama-sama Berasal dari Belitung, Gubernur ini Bangga Sejajarkan Dirinya dengan Tokoh PKI"
Post a Comment