Sholatlah yang Khusyu dan Hindari Tanda Hitam di Jidat, Itu Tanda Riya dan Cara Sujudnya Belum Benar
Apa kabar Sahabat Baca dan Sebarkan ? Kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk Anda baca dan ambil informasi didalamnya. Mudah-mudahan isi postingan
Artikel hindari,
Artikel riya,
Artikel sholat, yang kami tulis ini dapat Anda pahami. Baiklah, selamat membaca.
Judul : Sholatlah yang Khusyu dan Hindari Tanda Hitam di Jidat, Itu Tanda Riya dan Cara Sujudnya Belum Benar
Link : Sholatlah yang Khusyu dan Hindari Tanda Hitam di Jidat, Itu Tanda Riya dan Cara Sujudnya Belum Benar
Anda sekarang membaca artikel dengan alamat link https://bacasebar.blogspot.com/2016/10/sholatlah-yang-khusyu-dan-hindari-tanda.html
Judul : Sholatlah yang Khusyu dan Hindari Tanda Hitam di Jidat, Itu Tanda Riya dan Cara Sujudnya Belum Benar
Link : Sholatlah yang Khusyu dan Hindari Tanda Hitam di Jidat, Itu Tanda Riya dan Cara Sujudnya Belum Benar
Apabila trik sujud benar, hingga tidak hendak memburukkan muka melainkan kebalikannya, jadi bercahaya dan juga berseri - seri. ada juga bila jidat jadi ‘kapalan’ hingga maksudnya wajib membetulkan gerakan shalat. karena yang jadi penopang utama merupakan kedua tangan, dikala sujud, bukan kepala.
abdullah bin umar bin khattab ra. salah seseorang shahabat terkemuka tidak menggemari terdapatnya sisa gelap di dahi seseorang muslim.
عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ : مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ : أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ. وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ : مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَهَلْ تَرَى هَا هُنَا مِنْ شَىْءٍ؟
dari salim abu nadhr, terdapat seseorang yang tiba menemui ibnu umar. sehabis orang tersebut mengucapkan salam, ibnu umar bertanya kepadanya, “siapakah kamu? ”. “aku merupakan anak asuhmu”, jawab orang tersebut. ibnu umar memandang terdapat sisa sujud yang bercorak gelap di antara kedua matanya. dia mengatakan kepadanya, “bekas apa yang terdapat di antara kedua matamu? begitu saya telah lama bershahabat dengan rasulullah, abu bakr, umar dan juga utsman. apakah kau amati terdapat sisa tersebut pada dahiku? ” (riwayat baihaqi dalam sunan kubro nomor 3698)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ رَأَى أَثَرًا فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ ، فَلاَ تَشِنْ صُورَتَكَ.
dari ibnu umar, dia memandang terdapat seseorang yang pada dahinya ada sisa sujud. ibnu umar mengatakan, “wahai hamba allah, sebetulnya penampilan seorang itu terletak pada mukanya. janganlah kau jelekkan penampilanmu! ” (riwayat baihaqi dalam sunan kubro nomor 3699).
عَنْ أَبِى عَوْنٍ قَالَ : رَأَى أَبُو الدَّرْدَاءِ امْرَأَةً بِوَجْهِهَا أَثَرٌ مِثْلُ ثَفِنَةِ الْعَنْزِ ، فَقَالَ : لَوْ لَمْ يَكُنْ هَذَا بِوَجْهِكِ كَانَ خَيْرًا لَكِ.
dari abi aun, abu darda’ memandang seseorang wanita yang pada mukanya ada ‘kapal’ misalnya ‘kapal’ yang terdapat pada seekor kambing. dia lalu mengatakan, ‘seandainya sisa itu tidak terdapat pada dirimu tentu lebih baik” (riwayat bahaqi dalam sunan kubro nomor 3700).
عَنْ حُمَيْدٍ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِذْ جَاءَهُ الزُّبَيْرُ بْنُ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ : قَدْ أَفْسَدَ وَجْهَهُ ، وَاللَّهِ مَا هِىَ سِيمَاءُ ، وَاللَّهِ لَقَدْ صَلَّيْتُ عَلَى وَجْهِى مُذْ كَذَا وَكَذَا ، مَا أَثَّرَ السُّجُودُ فِى وَجْهِى شَيْئًا.
dari humaid bin abdirrahman, saya berposisi di dekat as saib bin yazid kala seseorang yang bernama az zubair bin suhail bin abdirrahman bin auf tiba. memandang kedatangannya, as saib mengatakan, “sungguh ia telah mengganggu mukanya. demi allah sisa di dahi itu tidaklah sisa sujud. demi allah saya telah shalat dengan memakai wajahku ini sepanjang sekian waktu lamanya tetapi sujud bukanlah berikan sisa sedikitpun pada wajahku” (riwayat baihaqi dalam sunan kubro nomor 3701).
عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ.
dari manshur, saya bertanya kepada mujahid tentang iktikad dari firman allah, ‘tanda - tanda mereka nampak pada wajah mereka dari atsaris sujuud (sisa sujud) ’ apakah yang dimaksudkan merupakan sisa di muka? jawaban dia, “bukan, terlebih lagi terdapat orang yang ‘kapalen’ yang terdapat di antara kedua matanya itu seperti ‘kapalen’ yang terdapat pada lutut onta tetapi ia merupakan orang bejat. ciri yang dimaksudkan merupakan kekhusyu’an” (riwayat baihaqi dalam sunan kubro nomor 3702).
terlebih lagi dalam kitab hasiyah as - showi,
وليس المراد به ما بصنعه بعض الجهلة المرائين من العلامة في الجبهة فانه من فعل الخوارج وفي الحديث اني لابغض الرجل واكرهه اذا رايت بين عينيه اثر السجود
“bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat merupakan sebagaimana perbuatan orang - orang bodoh dan juga tukang riya’ ialah ciri gelap yang terdapat di dahi karna perihal itu merupakan karakteristik khas khawarij (baca: pakar bid’ah) ” dalam suatu hadits disebutkan begitu aku benci seorang yang aku amati diantara kedua matanya ada sisa sujud (hasyiah ash shawi 4/134, dar angkatan laut (AL) fikr).
mudah - mudahan kita senantiasa mampu menjagai diri kita dari ciri riya’
(Sumber: www.share. web. id/2016/04/shalatlah-yang-khusyuk-dan-hindarilah.html)
abdullah bin umar bin khattab ra. salah seseorang shahabat terkemuka tidak menggemari terdapatnya sisa gelap di dahi seseorang muslim.
عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ : مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ : أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ. وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ : مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَهَلْ تَرَى هَا هُنَا مِنْ شَىْءٍ؟
dari salim abu nadhr, terdapat seseorang yang tiba menemui ibnu umar. sehabis orang tersebut mengucapkan salam, ibnu umar bertanya kepadanya, “siapakah kamu? ”. “aku merupakan anak asuhmu”, jawab orang tersebut. ibnu umar memandang terdapat sisa sujud yang bercorak gelap di antara kedua matanya. dia mengatakan kepadanya, “bekas apa yang terdapat di antara kedua matamu? begitu saya telah lama bershahabat dengan rasulullah, abu bakr, umar dan juga utsman. apakah kau amati terdapat sisa tersebut pada dahiku? ” (riwayat baihaqi dalam sunan kubro nomor 3698)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ رَأَى أَثَرًا فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ ، فَلاَ تَشِنْ صُورَتَكَ.
dari ibnu umar, dia memandang terdapat seseorang yang pada dahinya ada sisa sujud. ibnu umar mengatakan, “wahai hamba allah, sebetulnya penampilan seorang itu terletak pada mukanya. janganlah kau jelekkan penampilanmu! ” (riwayat baihaqi dalam sunan kubro nomor 3699).
عَنْ أَبِى عَوْنٍ قَالَ : رَأَى أَبُو الدَّرْدَاءِ امْرَأَةً بِوَجْهِهَا أَثَرٌ مِثْلُ ثَفِنَةِ الْعَنْزِ ، فَقَالَ : لَوْ لَمْ يَكُنْ هَذَا بِوَجْهِكِ كَانَ خَيْرًا لَكِ.
dari abi aun, abu darda’ memandang seseorang wanita yang pada mukanya ada ‘kapal’ misalnya ‘kapal’ yang terdapat pada seekor kambing. dia lalu mengatakan, ‘seandainya sisa itu tidak terdapat pada dirimu tentu lebih baik” (riwayat bahaqi dalam sunan kubro nomor 3700).
عَنْ حُمَيْدٍ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِذْ جَاءَهُ الزُّبَيْرُ بْنُ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ : قَدْ أَفْسَدَ وَجْهَهُ ، وَاللَّهِ مَا هِىَ سِيمَاءُ ، وَاللَّهِ لَقَدْ صَلَّيْتُ عَلَى وَجْهِى مُذْ كَذَا وَكَذَا ، مَا أَثَّرَ السُّجُودُ فِى وَجْهِى شَيْئًا.
dari humaid bin abdirrahman, saya berposisi di dekat as saib bin yazid kala seseorang yang bernama az zubair bin suhail bin abdirrahman bin auf tiba. memandang kedatangannya, as saib mengatakan, “sungguh ia telah mengganggu mukanya. demi allah sisa di dahi itu tidaklah sisa sujud. demi allah saya telah shalat dengan memakai wajahku ini sepanjang sekian waktu lamanya tetapi sujud bukanlah berikan sisa sedikitpun pada wajahku” (riwayat baihaqi dalam sunan kubro nomor 3701).
عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ.
dari manshur, saya bertanya kepada mujahid tentang iktikad dari firman allah, ‘tanda - tanda mereka nampak pada wajah mereka dari atsaris sujuud (sisa sujud) ’ apakah yang dimaksudkan merupakan sisa di muka? jawaban dia, “bukan, terlebih lagi terdapat orang yang ‘kapalen’ yang terdapat di antara kedua matanya itu seperti ‘kapalen’ yang terdapat pada lutut onta tetapi ia merupakan orang bejat. ciri yang dimaksudkan merupakan kekhusyu’an” (riwayat baihaqi dalam sunan kubro nomor 3702).
terlebih lagi dalam kitab hasiyah as - showi,
وليس المراد به ما بصنعه بعض الجهلة المرائين من العلامة في الجبهة فانه من فعل الخوارج وفي الحديث اني لابغض الرجل واكرهه اذا رايت بين عينيه اثر السجود
“bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat merupakan sebagaimana perbuatan orang - orang bodoh dan juga tukang riya’ ialah ciri gelap yang terdapat di dahi karna perihal itu merupakan karakteristik khas khawarij (baca: pakar bid’ah) ” dalam suatu hadits disebutkan begitu aku benci seorang yang aku amati diantara kedua matanya ada sisa sujud (hasyiah ash shawi 4/134, dar angkatan laut (AL) fikr).
mudah - mudahan kita senantiasa mampu menjagai diri kita dari ciri riya’
(Sumber: www.share. web. id/2016/04/shalatlah-yang-khusyuk-dan-hindarilah.html)
Demikianlah Artikel Sholatlah yang Khusyu dan Hindari Tanda Hitam di Jidat, Itu Tanda Riya dan Cara Sujudnya Belum Benar
Mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel dengan alamat link https://bacasebar.blogspot.com/2016/10/sholatlah-yang-khusyu-dan-hindari-tanda.html
0 Response to "Sholatlah yang Khusyu dan Hindari Tanda Hitam di Jidat, Itu Tanda Riya dan Cara Sujudnya Belum Benar"
Post a Comment