Tentang KRL

Apa kabar Sahabat Baca dan Sebarkan ? Kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk Anda baca dan ambil informasi didalamnya. Mudah-mudahan isi postingan Artikel anak-anak, Artikel commuter line, Artikel difabel, Artikel ibu hamil, Artikel kereta api, Artikel krl, Artikel kursi prioritas, Artikel orang tua, yang kami tulis ini dapat Anda pahami. Baiklah, selamat membaca.

Judul : Tentang KRL
Link : Tentang KRL

Baca juga


Dalam perjalanan pulang dengan kereta listrik jabodetabek terjadi percakapan antara anak dengan ayahnya, yang terjadi sambil menunggu kereta datang.

Anak : “Pa, kenapa sih di kereta ada tempat duduk prioritas?”

Ayah : “itu karena kita harus memberikan tempat duduk terlebih dahulu kepada orang-orang yang mempunyai kondisi kekurangan. Misalnya orang yang sedang sakit, ibu hamil dan ibu bawa anak, orang yang sudah tua.”


Anak : “kalau seperti itukan gak harus pake tempat duduk prioritas pa, di manapun kita berada harus kasih tempat duduk ke orang – orang seperti itu terlebih dahulu..”

Ayah : “Memang seharusnya seperti itu, tapi kenyataannya kesadaran masyarakat kita masih kurang...terutama karena mereka belum bisa mensyukuri nikmat sehat dan kekuatan yang diberikan Allah SWT kepada kita..”

Anak : “maksudnya?”

Ayah : “begini, sebenarnya kalau kita orang-orang yang beriman tentu akan berlomba-lomba untuk memberikan tempat duduk kita ke orang yang lebih membutuhkan itu..kenapa? karena setiap orang yang beriman tentu akan berusaha untuk beramal dan berbuat baik terhadap orang lain. Selain itu juga sebagai wujud syukur karena kita masih di pilih oleh Allah SWT karena kita masih di berikan kesehatan dan kekuatan untuk bisa beramal dan berbuat baik untuk orang lain...itu berarti kita ini orang pilihan...tapi sayangnya banyak yang tidak menyadarinya...sehingga seringkali kita justru iri terhadap orang yang kekurangan itu...misalnya enak banget tuh orang baru naik udah dapet duduk..padahal harusnya kita yang bersyukur karena masih di beri kesehatan sehingga bisa memberikan tempat duduk kita pada orang lain...coba kalau nikmat itu di cabut dan di kasih ke orang lain..”

Anak : “ooh gitu ya...”

Ayah : “iya, dan semakin kita bersyukur maka akan semakin banyak nikmat yang akan di berikan pada kita..selain itu sebagai orang muda kita memang harus sehat dan kuat..sekarang bagaimana kamu bisa melindungi adik kamu dan mama kamu?..kalau untuk berdiri saja kamu tidak mampu...bahkan lebih lemah dari orang tua, atau ibu hamil....bagaimana negeri ini bisa hebat kalau anak mudanya mentalnya lemah seperti itu....? karena seringkali justru pikiran kitalah yang membuat kita lemah...”

Anak : “iya sih pa...”

Sebuah percakapan yang banyak memberikan perenungan bagi saya, dan bagaimana menanamkan jiwa dan mental yang kuat serta kepedulian terhadap sekeliling atau lingkungan.





Memang seringkali kita merasa sebagai orang yang bersyukur dengan banyak melakukan ritual ibadah dan beramal secara materi, tapi dalam kehidupan sehari-hari kita masih enggan untuk berbagi. Enggan untuk memberikan sesuatu yang kita miliki justru pada orang yang membutuhkan. Padahal konsep berbagi dan beramal dalam agama adalah bagaimana kita bisa memberi terhadap yang membutuhkan. Bukan sekedar memberi apa yang ingn kita beri.

Dari percakapan di atas saya berfikir alangkah menyedihkannya kita karena ternyata kita tidak dapat melihat apa yang menjadi prioritas dalam hidup kita. Karena prioritas dalam memberikan tempat duduk lebih di pahami sebagai tempat yang prioritas bukan siapa yang menjadi prioritas untuk mendapatkan duduk. Itu menandakan lemahnya kesadaran kita akan nilai-nilai moral dan akhlak yang baik. Itu juga yang menunjukkan mengapa bangsa yang besar ini tidak bisa menjadi besar, karena ternyata pemikiran kita masih kerdil. Kita masih menganggap diri kita lemah sehingga tidak mampu bersaing dengan kerasnya dunia ini. Kehidupan kita sehari-hari adalah cermin bagaimana kita bisa berbuat dan bertanggung jawab atas apa yang di berikan kepada kita. Baik itu kesehatan, materi, kekuatan, kekuasaan dan lain sebagainya.

Saya berpendapat bahwa saat kita bisa menolong orang lain, atau membantu orang lain baik itu dalam bentuk materi atau apapun itu, itu semata-mata bukan karena kemampuan kita. Tetapi karena kita di berikan kesempatan dan kepercayaan oleh yang Kuasa untuk menjadi perantara Nya dalam menyampaikan pemberian Nya ke orang lain. Semestinya kita bersyukur dan berbahagia karena bisa mendapatkan kepercayaan itu, bukan berbangga diri dan takabur, apalagi berfikir seolah-olah kalau bukan kita tidak akan ada yang bisa menolong orang tersebut.

Buat saya hidup ini bagaikan sebuah PUZZLE, di mana setiap potongan puzzle akan memiliki bentuk dan tempat yang berbeda sehingga bisa di susun sedemikian rupa untuk menjadi sebuah gambaran utuh, itulah kehidupan. Namun bagaimana bentuk dan posisi kita dalam puzzle itu, kita sendiri yang menentukan. Dan bagaimana kita mewujudkan rasa syukur kita dalam kehidupan kita sehari-hari adalah sebagai bentuk dan posisi kita dalam bingkai puzzle tersebut.

Semoga kita bisa mensyukuri nikmat yang di berikan kepada kita dalam kehidupan kita sehari-hari sebelum nikmat itu di cabut dan di berikan kepada orang lain.

Sumbernya dari sini

Demikianlah Artikel Tentang KRL

Mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel dengan alamat link https://bacasebar.blogspot.com/2014/10/tentang-krl.html

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

0 Response to "Tentang KRL"

Post a Comment